Belakangan ini, IHSG kembali mengalami penguatan dan mencoba untuk menembus kembali rekor all time high sebesar 6.622. Namun, hal tersebut tidak bisa dicapai dengan mudah oleh Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di sepanjang tahun 2018 ini. Jika melihat ke belakang, tahun 2017 merupakan tahun yang baik bagi para investor atau seluruh pelaku pasar di bursa saham Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan mampu tumbuh positif hingga 20 persen di tahun 2017. Bursa Efek Indonesia selaku salah satu otoritas yang mengatur Pasar Modal Indonesia mampu mengantarkan situasi yang bagus bagi para investor di tahun 2017. Bursa Efek Indonesia juga sempat mengubah beberapa kebijakan yang dapat menambah jumlah investor, perusahaan dan transaksi yang ada di Bursa Saham Indonesia.
Namun, berbeda dengan tahun 2017, tahun 2018 merupakan tahun dimana pemilihan kepala daerah (Pilkada) akan digelar di seluruh wilayah di Indonesia. Beberapa analis juga menyebut tahun 2018 merupakan tahun pemanasan atau awal bagi Pemilihan Presiden (Pilpres) pada tahun 2019 mendatang. Beberapa analis mengharapkan kondisi pasar pada tahun 2018 bergerak menarik dan optimisme perusahaan untuk melakukan aksi Initial Public Offering (IPO) semakin meningkat. IPO menjadi salah satu opsi yang dapat diambil oleh perusahaan untuk mencari pendanaan secara eksternal.
Di awal Januari 2018, nilai Kapitalisasi Pasar Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami kenaikan sebesar 0,11% atau berada di angka Rp. 7.060,81 Triliun dari Rp. 7.052,38 Triliun di tahun 2017. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun juga mengalami peningkatan di angka 6.390 (10 Januari 2018) dari 6.353 (Desember 2017). Hal ini menunjukkan bahwa frekuensi transaksi harian di Bursa Efek Indonesia terus mengalami peningkatan. Menurut Kepala Divisi Komunikasi PT. Bursa Efek Indonesia, Oskar Herliansyah mengatakan bahwa di awal pekan Januari ini, rata-rata frekuensi transaksi harian pada tanggal 2 Januari hingga 5 Januari 2018 mengalami peningkatan sebesar 14,73%, dari sebelumnya 275,76 ribu kali transaksi menjadi 316,40 ribu kali transaksi. Di sisi lain, Bursa Efek Indonesia juga berharap, dengan meningkatnya rata-rata frekuensi transaksi investor di Bursa Efek Indonesia dapat menarik perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk melakukan pencatatan saham perdana atau initial public offering (IPO). Pada tahun 2018, Bursa Efek Indonesia menargetkan minimal 35 perusahaan yang akan melakukan pencatatan saham perdana atau initial public offering (IPO). Belakangan ini, Bursa Efek Indonesia mengumumkan bahwa ada 9 sampai 10 perusahaan yang berminat untuk melakukan IPO, belum lagi ada sekitar 100 perusahaan yang telah melakukan mini expose langsung ke pihak Bursa Efek Indonesia.
Berita tersebut membuat beberapa investor tertarik untuk menunggu dan membeli saham perusahaan yang memiliki prospek bisnis yang bagus. Hal tersebut juga menarik antusias para mahasiswa dan mahasiswi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang untuk mengenal lebih lanjut tentang Pasar Modal Indonesia.Galeri Investasi BEI – UIN Maulana Malik Ibrahim Malang sebagai salah satu Galeri Investasi dibawah naungan Bursa Efek Indonesia terus melakukan sosialisasi pasar modal di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Pada tanggal 19 Februari 2018, Galeri Investasi BEI – UIN Maulana Malik Ibrahim Malang menyelenggarakan Edukasi Pasar Modal 2018 – Batch 3.
Pic 1. Ajeng (Ketua KSPM) – Penyampaian Materi Edukasi Pasar Modal
Edukasi Pasar Modal 2018 – Batch 3 dihadiri oleh 9 Peserta yang terdiri dari 4 Mahasiswa UIN Malang, 3 Anggota KSPM UIN Malang, dan 2 Asisten Galeri Investasi – UIN Malang. Tema diskusi pada edukasi kali ini, mengambil topik mengenai “Yuk Nabung Saham”. Diskusi kali ini membahas mengenai apa itu saham, instrumen investasi selain saham, seluk-beluk Pasar Modal Indonesia dan cara menjadi Investor di Pasar Modal Indonesia. Selain menyampaikan materi tersebut, beberapa peserta juga langsung bertanya mengenai teknis cara menjadi investor di Pasar Saham Indonesia, cara membuka rekening efek, alur teknis perdagangan saham di pasar saham indonesia dan program Yuk Nabung Saham. Hal tersebut menunjukkan bahwa para peserta Edukasi Pasar Modal 2018 memiliki antusias yang sangat tinggi untuk berinvestasi di Pasar Modal Indonesia.
Pic 2. Sesi Tanya Jawab Edukasi Pasar Modal – Batch 3
Pertanyaan tersebut langsung dijawab oleh Rio Septian selaku Narasumber Edukasi Pasar Modal – Batch 3. Yuk Nabung Saham merupakan salah satu kampanye yang diselenggarakan oleh Bursa Efek Indonesia untuk mengajak masyarakat di Indonesia sebagai calon investor untuk berinvestasi di Pasar Modal dengan membeli saham secara rutin dan berkala. Kampanye ini juga bertujuan untuk mengubah kebiasaan masyarakat Indonesia dari kebiasaan menabung menjadi berinvestasi, sehingga masyarakat di Indonesia mulai bergerak dari Saving Society menjadi Investing Society.
Pic 3. Sesi Tanya Jawab Edukasi Pasar Modal – Batch 3
Setelah menjawab beberapa pertanyaan dari para peserta, Kegiatan Edukasi Pasar Modal 2018 – Batch 3 ditutup langsung dengan doa yang dipimpin oleh Rio Septian. Kesimpulan dari kegiatan edukasi pasar modal kali ini adalah “Usaha dan Konsisten merupakan salah satu kunci seseorang untuk mengubah masa depannya, begitu juga dengan investasi, pada awalnya memang berat untuk memulai investasi di Pasar Modal Indonesia, namun dengan usaha yang keras dan terus konsisten untuk belajar lebih dalam dapat mengubah mindset seseorang untuk tidak merasakan perasaan sulit dalam berinvestasi”.
Editor: alf
Sumber: KSPM UIN Maliki Malang, Website Resmi Yuk Nabung Saham Indonesia.